Selasa, 03 Januari 2017

Review Open Class PCC


Halloooo para pembaca setia blog kami, kali ini bloger mau bagi-bagi sedikit ilmu nihh yang bloger dapat dari hasil open class PCC yang pertama yaitu :
Hari : Jum'at
Waktu : 16 Desember 2016
Narasumber : Rahmad Abdillah, M.Si, Apt

Okee mungkin para pembaca setia ini belum tau kan apa yang sedang dicuap-cuapkan oleh bloger sendiri, muncul gak sih pertanyaan apa itu PCC dari lubuk hati kalian yang paling dalam??? (aseeeekkk :D ). Mungkin bagi mahasiswa/i yang bergelut di bidang farmasi sudah tidak asing lagi kan dengan apa itu PCC? Tapi mungkin masih banyak juga yang belum tau kali ya?
Baiklah baiklah.... bloger akan kasih tau. 
Nah jadi PCC atau singkatan dari Patient Counselling Community bila dilihat dari arti kata satu per satu yang terjemahannya gak jauh-jauh dari pasien yang tak lain adalah melakukan konseling. PCC merupakan suatu wadah dimana pasien berinteraksi dengan Apoteker atau Asisten Apoteker (AA) dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai suatu obat dari suatu penyakit. Juga memberikan informasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari, cara pemakaian obat, serta efek samping dari obat. Nah sebagai calon apoteker tentu harus bisa memberikan, menjelaskan, berkomunikasi dengan baik tentang perihal yang perlu disampaikan kepada pasien.
-        Farmasi konseling merupakan ilmu baru di Indonesia yaitu pada tahun 90’an sedangkan diluar negeri sudah ada dari sejak tahun 70’an.
-        Seorang farmasis yang baik adalah yang mampu memenuhi 9 stars pharmacist yaitu leader, manager, teacher, communicator, life-long learner, care-giver, decision maker, entrepreneur, researcher. Salah satu bentuk pelayanan konkret tersebut adalah melalui pemberian konseling pasien yang tercakup dalam nilai care giver, bukan hanya itu tapi juga communicator, long life learner dan manager pun termasuk didalamnya. Namun faktanya dari 200 studi penggunaan obat 50% dari itu tidak tepat. Mengapa demikian? Itu penyebabnya karena gagalnya komunikasi antara farmasis dan pasien.
-        Farmasis bisa dibilang sebagai polisi obat-obatan karena farmasis tahu detailnya tentang obat.


-          Tujuan konseling untuk pasien adalah ujungnya untuk mendapatkan quality life dari pasien tersebut

-          Hal-hal yang diperlukan oleh seorang apoteker untuk melakukan konseling kepada pasien yaitu :
  1. Basic Communication Skills, artinya seorang apoteker harus mampu berkomunikasi kepada pasien untuk menjelaskan    mengenai  obat yang digunakan oleh pasien tersebut. Apoteker memberikan pertanyaan yang bersifat open question yang bertujuan agar apoteker dapat mengetahui mengenai penyakit yang diderita oleh pasien dengan sendirinya.
  2. Keterampilan sebagai konselor, yaitu :
a.       Attending : perilaku kita dihadapan pasien baik itu berdiri, berpenampilan, dan lain-lain. Contohnya mengangguk jika setuju , memberikan ekspresi wajah yang ceria dan tenang, variasi gerakan tangan sebagai isyarat/penekanan
b.      Empati : mampu merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami si pasien
c.       Eksplorasi : mampu menggali perasaan yang dialami pasien
d.      Menangkap pesan : mampu mengambil inti dari apa yang disampaikan oleh pasien
e.      Interpretasi : apa yang disampaikan oleh  pasien maka seorang farmasis harus mampu menginterpretasikannya
f.       Planning : mampu membuat rencana kedepannya untuk pasien yang sedang berkonseling dengan apoteker
g.      Menyimpulkan : konseling dapat dikatakan berjalan dengan baik dan sempurna apabila pasien dapat menyimpulkan/menyampaikan kembali apa yang telah dijelaskan oleh apoteker
 
-          Prosedur pelaksanaan konseling :
1.     Mengawali pertemuan
Mengucapkan salam, tanya identitas pasien, menanyakan tentang penyakit pasien dengan pertanyaan yang bersifat open question.
2.     Tahap inti
Tahap ini merupakan tahap dimana apoteker memulai konseling dengan pasiennya terkait penyakit dan obat yang di berikan kepada pasien. Pada tahap ini, pada poin empati, eksplorasi dan interpretasi bisa dijadikan skill dari apoteker.
3.     Menutup pertemuan
Membuat kesimpulan dan mengakhiri konseling dengan persetujuan antara pasien dengan apoteker dan mendoakan kelancaran pengobatan dan kesembuhan pasien.


Nahhh itulah sedikit ilmu yang dapat bloger share ke para pembaca. Thanks buat yang udah mampir yaaaa dan silahkan tinggalkan jejak ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar